Assalamu'alaikum

Senin, 08 April 2013

AL-WASHLIYAH TANJUNG TIRAM

~TUJUAN PENDIDIKAN AL-WASHLIYAH TANJUNG TIRAM~

"Membentuk manusia yang ber_iman dan ber_taqwa , ber_pengetahuan luas dan dalam ber_akhlak mulia menuju kebahagiaan dunia akhirat"

ADAPUN EKSTRA KURIKULER PENDIDIKAN
1. DRAMBAND
2. PRAMUKA
3. KURSUS KOMPUTER
    DLL...

Dilengkapi laboratorium IPA , lab.komputer, perpustakaan, dll.

Jln.Perintis Kemerdekaan No.25, Telp (0623) 51168


Minggu, 07 April 2013

logO AL-WASHLIYAH


PENDIRIAN AL WASHLIYAH

Perselisihan faham antara kaum tua dengan kaum muda tentang masalah ibadah. membuat kaum pelajar yang menimba ilmu di madrasah Maktab Islamiyah Tapanuli (MIT) Medan resah. Para siswa tersebut memiliki perkumpulan pelajar yang bernama Debating Club (Perkumpulan Debat/diskusi). Dalam diskusi-diskusi rutin di perkumpulan itu sering dibahas tentang masalah-masalah yang tengah terjadi pada umat Islam dan salah satunya mengenai perbedaan pendapat di tubuh umat Islam.
Diskusi mencapai puncaknya pada bulan Oktober 1930. Di awal bulan itu diadakan pertemuan di kediaman Yusuf Ahmad Lubis, di Jl. Glugur kota Medan. Pada pertemuan yang dipimpin Abdurrahman Syihab dihadiri oleh Yusuf Ahmad Lubis, Adnan Nur, M. Isa dan beberapa pelajar lainnya. Dalam pertemuan itu disepakati untuk memperbesar perkumpulan pelajar yang mereka miliki yaitu Debating Club. Untuk menindaklanjuti hasil rapat di tempat Yusuf Ahmad lubis, selanjutnya diadakan pula pertemuan kedua di rumah Abdurrahman Syihab di Petisah, kota Medan yang dihadiri  oleh Ismail Banda, Yusuf Ahmad Lubis, Adnan Nur, Abdul Wahab, dan M. Isa. Disepakati dalam pertemuan itu untuk mengundang alim ulama, tuan-tuan guru dan para pelajar lainnya pada pertemuan yang lebih besar yang direncanakan pada 26 Oktober 1930 di Maktab Islamiyah Tapanuli (MIT) Medan.
Sesuai dengan yang direncanakan, pertemuan yang lebih besar berlangsung di MIT Medan. Pertemuan itu dihadiri para ulama, guru-guru, pelajar dan pemimpin Islam di kota Medan dan sekitarnya. Setelah melakukan pembicaraan yang cukup panjang dan mendalam, maka seluruh peserta yang hadir kala itu sepakat membentuk sebuah perkumpulan yang bertujuan memajukan, mementingkan dan menambah tersyiarnya agama Islam.
Pertemuan di MIT Medan itu dipimpin oleh Ismail Banda sebagai orang yang tertua ketika itu, dan di forum tersebut disampaikan pula penjelasan mengenai bentuk organisasi yang hendak didirikan nantinya. Penjelasan mengenai bentuk organisasi disampaikan antara lain oleh Ismail Banda, M. Arsyad Thalib Lubis dan H. Syamsudin.

Sejarah Berdirinya Al-Washliyah

Al Jam’iyatul Washliyah merupakan organisasi Islam yang lahir pada 30 November 1930 dan bertepatan 9 Rajab 1349 H di kota Medan, Sumatera Utara. Al Jam’iyatul Washliyah yang lebih dikenal dengan sebutan Al Washliyah lahir ketika bangsa Indonesia masih dalam penjajahan Hindia Belanda (Nederlandsh Indie). Sehingga para pendiri Al Washliyah ketika itu turut pula berperang melawan penjajah Belanda. Tidak sedikit para tokoh Al Washliyah yang ditangkap Belanda dan dijebloskan ke penjara.
Tujuan utama untuk mendirikan organisasi Al Washliyah ketika itu adalah untuk mempersatukan umat yang berpecah belah dan berbeda pandangan. Perpecahan dan perbedaan tersebut merupakan salah satu strategi Belanda untuk terus berkuasa di bumi Indonesia. Oleh karena itu, Organisasi Al Washliyah  turut pula meraih kemerdekaan Indonesia dengan menggalang persatuan umat di Indonesia.
Penjajah Belanda yang menguasai bumi Indonesia terus berupaya agar bangsa Indonesia tidak bersatu, sehingga mereka terus mengadu domba rakyat. Segala cara dilakukan penjajah agar rakyat berpecah belah. Karena bila rakyat Indonesia bersatu maka dikhawatirkan bisa melawan pejajah Belanda.
Upaya memecah belah rakyat terus merasuk hingga ke sendi-sendi agama Islam. Umat Islam kala itu dapat dipecah belah lantaran perbedaan pandangan dalam hal ibadah dan cabang dari agama (furu’iyah). Kondisi ini terus meruncing, hingga umat Islam terbagi menjadi dua kelompok yang disebut dengan kaum tua dan kaum muda. Perbedaan paham di bidang agama ini semakin hari semakin tajam dan sampai pada tingkat meresahkan.
Dengan terjadinya perselisihan di kalangan umat Islam di Sumatera Utara khususnya kota Medan, para pelajar yang menimba ilmu di Maktab Islamiyah Tapanuli Medan berupaya untuk mempersatukan kembali umat yang terpecah belah itu. Upaya untuk mempersatukan umat Islam terus dilakukan dan akhirnya terbentuklah organisasi Al Jam’iyatul Washliyah yang artinya Perkumpulan yang menghubungkan. Maksudnya adalah menghubungkan manusia dengan Allah Swt. dan menghubungkan manusia dengan manusia (sesama umat Islam).